Cerita kali ini mengisahkan tentang razia dijalan raya antara supir angkot dan polisi lalu lintas.
Supir angkot ini orangnya pintar-pintar bodoh, di sebut bodoh tapi pintar aja orangnya, pokoknya jadi rumit bila berhadapan sama supir yang satu ini.

Nah, si supir hari itu membawa penumpang dengan tujuan Kota A, ternyata di perjalanan angkotnya di stop Polisi yang sedang razia.




Polisi : "Selamat pagi pak."
Supir : "Selamat pagi"


Polisi : "Maaf, bisa saya lihat surat-suratnya".
Supir : "mmmm.....nggak bisa pak.. Suratku disimpan sama istri saya"


Polisi : "Maaf pak,surat kendaraan".
Supir : Nah kalo itu paham pak, paktur sama kulitansinya disimpan oleh bos, saya ini cuma supir pak"


Polisi : "STNK, SIM pak".
Supir : "lahhh, bicara kemana lagi sih bapak berbelit-belit amat, ini STNK dan SIM saya pak."


Polisi : "Bapak ngerti kesalahannya?"
Supir : "tentu saja saya nggak ngerti pak, kalau saya salah, saya pasti minta maaf pak."


Polisi : "Yaa, tapi ini bukan waktunya maaf maafan, hari raya masih lama..." (polisinya cemberut, para penumpang pada ketawa cekikikan, coba menahan ketawa)


Polisi : "Mobil bapak ini sudah 1 tahun lebih mati."
Supir : 'laahhh, nggak mungkin mati pak, kalau angkot ini mati, saya nggak bakalan sampai kesini. tiap hari lancar-lancar saja."


Polisi : "Rrrr.....Stnkmu ini yang mati pak, ini saya tilang, mobilmu kutahan, segera diurus dulu surat-suratnya."
Supir : "laahhh, kanapa mobil yang ditahan, salah apa mobilnya, ini kan bukan hasil curian, apalagi merampok pak"


Pulisi : "Rrrr...!!!, Ehmh,Pokoknya tetap kutahan karena sudah melanggar aturan, urus saja dipengadilan, kalau sudah ada putusan baru kesini lagi."


Supir : "tu kan apa kata saya.... Salahnya nggak jelas, malah disidang, tarus siapa yang membela supaya mobil saya tidak masuk panjara .... nggak jelas hukumnya ini pak."


(Polisinya menjauh lalu mangeluarkan HT membrik kawannya) ... "Briik-briik, •" kamu bisa kesini nggak" briik briik... kata kawannya " nggak bisa aku lagi masuk angin, ini lagi dipos" .
Polisinya kembali lagi mendatangi si supir lalu manerangkan panjang lebar masalah peraturan, denda dan lain sebagainya, kira-kira hampir setengah jam lebih.


Supir : "Ya sudah kalo kaya itu, tahan aja mobil saya ini, tapi para penumpang ini bagaimana urusannya. 

Supaya tidak jadi tanggung jawabku lagi, bapak aja yang ngurusnya. Ini ada yang sudah tua empat orang dan ada yang hamil besar satu orang. kalo ada yang pingsan dijalan, bapak yang tanggung jawab, kalo yang hamil itu melahirkan bagaimana jadinya, kalo seandainya semuanya ketakutan atau ada masalah, terus keluarganya tidak terima maka bapak yang tanggung jawab, terus kalo yang tua-tua ini tersesat bapak yang harus mancari mereka. Saya mau pulang pake taksi aja....."


Kira kira setengah jam si Supir menggerutu, polisinya jadi galau bingung sedih, ragu-ragu, nggak karuan, terus menengok kadalam mobil memeriksa penumpang.


Polisi : "Tunggu tunggu... Gini, kita damai saja, tapi tetap saya tilang ,dendanya 500 ribu, mau dibayar sendiri apa titipkan saya, penumpangnya silahkan bawa."


Supir : "Naaa kaya gitu tu yang enak pak, damai aja.
Ya sudah bayar dendanya 500 ribu, nitip sama bapak aja hitung-hitung membantu saya dan para penumpang."


Polisi : Heeeh ? ..Bapak yang bayar, bukan saya, saya ini membantu membayarkan saja."


Supir : "Oooo kalo kaya ini lain damai namanya pak. Saya ini supiir nggak megang duit penumpang, mereka ini sudah bayar dengan bos saya.

Ya sudah, saya pulang dulu ngambil duit ke bos saya, besok pagi saya kembali kesini lagi."

Polisi : (marah-marah pake bahasa Jawa)"Oiiiit, wis- wis minggato wae, kampret tenan koe ki ! rasah njemput bosmu, anak buahe wae koyo ngene ruwette opo maneh bossmu iso eidaan aku, kono mlaku wae ndang cepet rasah lewat ngarepku maneh sepeet motoku.

(Supir langsung menekan gas sambil ketawa ngakak)
"marah-marah aja pak sepuasnya.saya nggak ngerti juga...."

Semoga terhibur.........

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Popular Posts